RESELLER KAOS SASTRA




Kaos Sastra.Com membuka kesempatan bagi Anda pengusaha online maupun offline seperti toko, distro maupun sejenisnya untuk menjadi Reseller Kaos Sastra

JENIS RESELLER:

1. Reseller Offline.
Reseller Offline adalah reseller yang langsung membeli kaos/tshirt dari kami dan mempunyai stock sendiri untuk di jual kembali. Minimal pembelian 12 pcs dan desain bisa campur. Untuk informasi detail harga reseller offline.

2. Reseller Online (Drop Shipping).
Reseller online adalah reseller yang tidak punya stok kaos/tshirt, reseller cuman pasang banner Kaos Sastra.Com di website, facebook, twitter atau di jejaring sosial lainnya. Apabila ada yang pesan, nantinya akan dikirim pakai nama Anda. Untuk informasi lebih detail harga reseller online bisa SMS 081328234877.

Bagi reseller yang memiliki
Online Store, Anda tidak perlu repot untuk mengirimkan barang ke customer Anda karena kami dapat melakukan sistem Dropship langsung ke customer Anda dengan nama pengirimnya adalah Anda. Cukup dengan membeli 5 buah kaos Anda sudah mendapatkan potongan harga @Rp. 5000,-.
 
Reseller tidak dikenakan biaya apapun

Informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami via SMS 081328234877
Read more »

BIOGRAFI REMY SYLADO

Remy Sylado
 
Remy Sylado dilahirkan di Makasar 12 Juli 1945, ia merupakan salah satu sastrawan Indonesia Angkatan tahun 80-an. Nama sebenarnya adalah Yapi Panda Abdiel Tambayong (ER: Japi Tambajong). Semasa kecil dan remaja ia menghabiskan  waktunya di kota Semarang dan Solo. Ia memiliki sejumlah nama samaran seperti Dova Zila, Alif Danya Munsyi, Juliana C. Panda, Jubal Anak Perang Imanuel, dsb di balik kegiatannya di bidang musik, seni rupa, teater, film, dsb dan menguasai sejumlah bahasa. Ia memulai karier sebagai wartawan majalah Tempo (Semarang, 1965), redaktur majalah Aktuil Bandung (sejak 1970), dosen Akademi Sinematografi Bandung (sejak 1971), ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung. Dia menulis kritik, puisi, cerpen, novel (sejak usia 18), drama, kolom, esai, sajak, roman populer, juga buku-buku musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Remy Sylado terkenal karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan-pertunjukan drama yang dipimpinnya. Ia juga salah satu pelopor penulisan puisi mbeling.

Disamping ia menulis berbagai novel, ia juga dikenal piawai melukis, drama, dan memiliki pengetahuan yang banyak tentang dunia film. Remy Sylado pernah mendapatkan anugrah Sastra Khatulistiwa 2002 untuk novelnya yang berjudul Kerudung Merah Kirmizi. Remy juga dikenal sebagai seorang Munsyi, ahli di bidang bahasa. Dalam karya fiksinya, sastrawan ini suka mengenalkan kata-kata Indonesia lama yang sudah jarang dipakai. Hal ini membuat karya sastranya unik dan istimewa, selain kualitas tulisannya yang tidak diragukan lagi. Penulisan novelnya didukung dengan riset yang tidak tanggung-tanggung. Seniman ini rajin ke Perpustakaan Nasional untuk membongkar arsip tua, dan menelusuri pasar buku tua. Pengarang yang masih menulis karyanya dengan mesin ketik ini juga banyak melahirkan karya berlatar budaya di luar budayanya. Di luar kegiatan penulisan kreatif, ia juga kerap diundang berceramah teologi.

Remy Sylado pernah dan masih mengajar di beberapa perguruan di kota Bandung dan Jakarta, seperti Akademi Sinematografi, Institut Teater dan Film, Sekolah Tinggi Teologi.
 
Beberapa contoh Puisi karya Remy Sylado sebagai berikut:

 Jerit Sandal Jepit

Di celah-celah sudut sempit terhimpit

Manusia seperti sandal jepit menjerit-jerit
Pohon-pohon pun tertawa
Tertawa melihat manusia

ia kembali bersujud

Jiwa terasing dalam dunia bising

Diinjak, remak, permak
Lalu kiamat
Ia tamat

Lalu, ia kembali bersujud

Di celah-celah sudut sempit terhimpit
Manusia seperti sandal jepit menjerit-jerit
Pohon-pohon pun tertawa
Tertawa melihat manusia.
***

Lelah

Lelah
Usai sudah

Hanya angin tertiup hempaskan gelisah
Kurindu hangat alam di puncak Rinjani

Pasrah
Menyerahlah setiap yang ingin kalah
Tapi aku?

Ingin kembali mencium lembut Dewi Anjani
Dan aku tidak akan menyerah
Walau lelah menghampiri sudah.
***

Malam Rabiul Awal

Kuingin
Malam-malam bersua denganmu
Kala hujan turun
Membasah kalbu

Ia sempurna
Tapi bukan dewa
Bukan juga Pencipta
Ia manusia seperti kita

Kuingin
Malam-malam bersua denganmu
Kala hujan turun
Membasah kalbu.
***

Meretas di Atas Batas

Aku mau berdiri
Berlari
Mengejar matahari

Rumput-rumput terdiam
Melihat keheningan alam

Ada manusia kecil lahir dengan tangis
Ada manusia besar melihat dengan binar

ia pun bertanya
Untuk apa ia dicipta?

Ku ingin tegar
Bahwa hidup kita
Akan kembali seperti ada
Berakhir dengan tangis
Atau bersudah dengan cahaya

Meretas di atas batas…
 
Demikianlah sekilas tengtang tokoh sastra Remy Sylado, semoga bermanfaat...
Referensi: WIKIPEDIA
Read more »

Created by KAOS SASTRA Supported by MENOREH - Media>