ANGKATAN PUJANGGA BARU

Pujangga baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.
Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.
Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :

  1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah
  2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru


  • Sutan Takdir Alisjahbana
    • Dian Tak Kunjung Padam (1932)
    • Tebaran Mega - kumpulan sajak (1935)
    • Layar Terkembang (1936)
    • Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940)
  • Hamka
    • Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
    • Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1939)
    • Tuan Direktur (1950)
    • Didalam Lembah Kehidoepan (1940)
  • Armijn Pane
    • Belenggu (1940)
    • Jiwa Berjiwa
    • Gamelan Djiwa - kumpulan sajak (1960)
    • Djinak-djinak Merpati - sandiwara (1950)
    • Kisah Antara Manusia - kumpulan cerpen (1953)
  • Sanusi Pane
    • Pancaran Cinta (1926)
    • Puspa Mega (1927)
    • Madah Kelana (1931)
    • Sandhyakala Ning Majapahit (1933)
    • Kertajaya (1932)
  • Tengku Amir Hamzah
    • Nyanyi Sunyi (1937)
    • Begawat Gita (1933)
    • Setanggi Timur (1939)
    (Sumber: http://id.wikipedia.org)
  • Roestam Effendi
    • Bebasari: toneel dalam 3 pertundjukan
    • Pertjikan Permenungan
  • Sariamin Ismail
    • Kalau Tak Untung (1933)
    • Pengaruh Keadaan (1937)
  • Anak Agung Pandji Tisna
    • Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1935)
    • Sukreni Gadis Bali (1936)
    • I Swasta Setahun di Bedahulu (1938)
  • J.E.Tatengkeng
    • Rindoe Dendam (1934)
  • Fatimah Hasan Delais
    • Kehilangan Mestika (1935)
  • Said Daeng Muntu
    • Pembalasan
    • Karena Kerendahan Boedi (1941)
  • Karim Halim
    • Palawi

Created by KAOS SASTRA Supported by MENOREH - Media>